<p> KIM SANGEH-Menjalani malam&nbsp; hari raya Siwaratri yang bertepatan dengan hari raya Kuningan ST. Tri Eka Laksana, Banjar Batulumbang dan ST. Wira Karya Banjar Tegal, Desa Adat Gerana mengadakan acara muspa bersama di Pura-Pura yang ada di lingkungan Desa Adat Gerana.</p> <p> Bertepatan dengan hari itu ida sesuunan Ratu Sakti, Pura Dalem Desa Adat Gerana &#39;ngunye&#39; mengelilingi Desa Adat Gerana. Setelah ngiring ida seuunan Ratu Sakti &#39;ngunye&#39; mengelilingi Desa Adat Gerana, kemudian ST. Tri Eka Laksana dan ST. Wira Karya yang tergabung dalam Pemuda Gerana lalu muspa ke pura-pura yang ada di seluruh wilayah Desa Adat Gerana.</p> <p> Terakhir mereka melaksanakan muspa bersama di Pura Dalem, Desa Adat Gerana. Sebelum dimulai acara muspa bersama, Bendesa Adat Gerana I Ketut Wilen memberikan petuah-petuah dan nasehat-nasehat mengenai perayaan hari raya Siwaratri. Beliau meminta jangan hari raya ini dijadikan kesempatan untuk berpacaran dan berbuat yang tidak baik.</p> <p> <span>Dalam memaknai Hari Raya Siwaratri tidak sedikit yang beranggapan bahwa Siwaratri bertujuan untuk melebur dosa. Benarkah demikian? Lantas bagaimana dengan adanya Hukum Karma Phala? Jika dosa bisa dilebur hanya dalam satu malam (Siwaratri ). Menurut pengamat&nbsp;agama Gusti Ketut Widana mengatakan, secara tatwa sesungguhnya Siwaratri merupakan malam perenungan dosa, (bukan peleburan dosa), dengan tujuan tercapainya kesadaran diri. &rdquo;Secara tatwa, sesungguhnya Siwaratri itu simbolisasi dan aktualisasi diri dalam melakukan pendakian spiritual guna tercapainya &lsquo;penyatuan&rsquo; Siwa, yaitu bersatunya atman dengan paramaatman atau Tuhan penguasa jagat raya itu sendiri.</span></p> <p> <span><span>Sebagai malam perenungan, kita&nbsp;mestinya melakukan evaluasi atau introspeksi diri atas perbuatan-perbuatan selama ini. Pada malam pemujaan Siwa ini kita memohon diberi tuntunan agar dapat keluar dari perbuatan dosa. (006KIMSGH)</span></span></p> <p> &nbsp;</p>
PEMUDA GERANA 'MUSPA' BERSAMA RAYAKAN SIWARATRI
07 Jan 2019