<p style="text-align: justify;">              Di jaman sekarang sangat jarang kita melihat kaum muda yang ingin belajar adat dan budaya yang kita miliki karena kebanyakan dari mereka ingin mencari pekerjaan yang lain yang dilihat lebih menguntungkan serta terlihat lebih keren dimata masyarakat, seperti di hotel, restaurant,dan yang lainnya.</p> <p style="text-align: justify;">        Tapi tidak demikian dengan I Made Supena, pria 40 tahun yang tinggal di Banjar Muluk Babi Sangeh ini masih mau mempelajari tentang adat agama kita berupa membuat ulam banten untuk upacara keagamaan , bahkan sekarang menjadi salah satu sebagai mata pencahariannya. Menurut I Made Supena awal mula dia belajar membuat Ulam Banten karena ia melihat jarang sekali kaum muda yang mau mempelajari ini sedangkan ini adalah adat yang harus kita pertahankan, kurang lebih dari umur 25 tahun dia sudah bergelut dengan dunia ini, sehingga tidak jarang  orang yang memesan untuk dirumahnya , seperti dangsil,caru,dan sebagainya tegas pria yang sebelumnya berprofesi sebagai tukang ukir.Pada umumnya masyarakat yang ingin memesan Banten biasanya langsung datang ke rumahnya, atau juga bisa lewat telepon.</p> <p style="text-align: justify;">          Dia mengerjakan semua pesanan di bantu oleh sang istri dan 2 orang anaknya sehingga secara langsung anaknya dapat ikut mempelajari tentang adat dan budaya kita, agar ada penerus kelak.Walaupun pekerjaan ini terlihat sederhana tapi bersyukur bisa memenuhi semua kebutuhan keluarganya.(004/KIMSGH)</p>
I Made Supena Pertahankan Tradisi di Zaman Globalisasi
23 Apr 2018